Jikakamu bersungguh-sungguh berdoa agar keinginanmu terwujud, nantinya harapan itu akan datang darimana saja. 2. Tokoh dan Perwatakan. Ada beberapa tokoh yang memiliki watak kurang lebih sama dalam cerita Putri Junjung Buih ini, di antaranya adalah Raja Patmaraga, Sukmaraga, Datuk Pujung, Ratu Kuripan, dan sang putri sendiri.
Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Dongeng Raja Baik Hati Memberikan Putrinya Kearifan-kearifan lokal tumbuh subur di berbagai suku dan budaya di Nusantara. Hal itu tampak dalam cerita rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Misalnya, perjuangan Putri Aji Berdarah Putri mengusir prajurit Cina yang menyerbu kerajaannya, maupun kejujuran dan ketabahan Dewi Chandrakirana dalam menyikapi iri dengki saudara tirinya. Berikut ini cerita rakyat dari Kalimantan Selatan yang menceritakan raja baik hati yang berlaku bijak kepada rakyatnya. Dikisahkan terdapat seorang janda yang hidup dengan anaknya yang masih kecil di Kalimantan Selatan. Mereka berdua hidup sangat sederhana di sebuah gubuk tua. Tempat tinggal mereka tidak jauh dari istana kerajaan. Walaupun rumahnya berupa gubuk tua tetapi gubuk itu tampak terawat bersih, bahan-bahan kayunya pun terbuat dari kayu pilihan. Maka tak heran bila gubuk tua itu aman-aman saja berdekatan dengan istana kerajaan karena gubuk itu dianggap barang antik yang perlu dilestarikan. Lagi pula gubuk itu hanya dihuni seorang janda dan anaknya yang masih kecil. Raja tidak pernah keberatan gubuk itu dibiarkan tetap berdiri. Megahnya istana kerajaan tidak lantas menyingkirkan kecilnya rumah-rumah penduduk. Bukan hanya itu, setiap sebulan sekali pihak istana mengirim bahan makanan untuk menyumbang kelangsungan hidup si janda dan anaknya. Siapakah yang memimpin kerajaan yang sangat peduli rakyatnya? Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang baik hati, arif dan bijaksana. Sang Raja sangat dekat dengan rakyatnya. Ia mau bergaul dengan semua kalangan. Baik dari bangsawan maupun rakyat jelata semuanya mau ia temui kapan saja. Dari kaum tua sampai anak kecil sekalipun dia mengakrabinya. Karena sikapnya yang baik hati itulah maka rakyat sangat menyayangi rajanya. Istana itu memiliki halaman yang luas dan pohon-pohon yang rimbun. Setiap sore, banyak anak kecil yang bermain di halaman istana. Begitu juga halnya dengan anak janda tersebut tak luput dari keinginan bermain disana. Karena miskin maka mainan anak itu pun hanya seekor nyamuk yang diikat dengan benang. Kemana pun anak itu pergi, nyamuk itu selalu dibawanya. Bermula Dari Nyamuk Kecil Pada suatu hari, anak janda miskin bermain di halaman istana bersama kawan-kawannya. Karena terlalu asyik berrnain di halaman istana, anak janda miskin itu baru menyadari jika hari sudah hampir gelap. Karena takut dimarahi oleh ibunya, anak itu ingin bergegas pulang. Ia teringat pesan ibunya agar ia sudah sampai rumah sebelum matahari tenggelam. Sebelum ia kembali ke gubuknya, ia sempat menemui sang raja. “Baginda yang baik, hamba harus segera pulang. Sebab, jika hamba telat sampai rumah, ibu hamba pasti akan marah. Bolehkah hamba menitipkan nyamuk ini di istana? Besok hamba akan bermain ke sini lagi,” pinta anak itu dengan wajah memelas. “Boleh saja nak. Kau bisa ikatkan nyamukmu di tiang depan istana,” kata sang raja. Usai mendengar jawaban Sang Raja, anak itu segera mengikat nyamuknya di salah satu tiang istana. Anak itu pulang ke rumah dengan terburu-buru. Jangan sampai ibunya marah karena ia terlambat pulang. Esok harinya anak itu kembali ke istana untuk bermain di halaman bersama teman-temannya. Namun ia kecewa karena nyamuk kesayangannya sudah tidak ada lagi. Ia mencari kesana-kemari nyamuk yang kemarin ia ikat. “Teman-teman, apakah kalian melihat nyamuk yang kemarin ku ikat disini?” tanya si anak pada temannya. “Aku tidak tahu,” jawab salah satu anak. Jawaban yang sama ia dapatkan dari temannya yang lain. Ia masih berusaha mencari nyamuk itu. Ia melihat ke samping, ternyata ada seekor ayam jantan di dekat tiang tersebut. “Pasti nyamukku dimakan oleh ayam ini,” gumam si anak janda miskin. Ia pun berpikir ayam jantan itu yang telah memakan nyamuk kesayangannya. Anak itu segera menemui sang Raja. Ia berjalan dengan tergopoh-gopoh menemui Sang Raja. “Baginda, nyamuk hamba hilang. Sepertinya nyamuk itu dimakan oleh ayam jantan milik Baginda,” kata anak itu mengadu kepada Sang Raja. “Kalau begitu, kamu ambil saja ayam jantan itu sebagai ganti nyamuk yang dimakannya,” kata raja yang baik hati itu. “Terima kasih Baginda,” jawab anak itu dengan riang. Kini anak janda miskin itu memiliki peliharaan ayam jantan. Ia senang mempunyai ayam jantan berbulu indah itu. Untuk seorang anak janda miskin, memiliki ayam jantan bagus pemberian seorang raja adalah sebuah kebanggan tersendiri. Anak itu kembali bermain bersama teman-temannya. Kemana pun ia pergi, ayam itu selalu dibawanya. Ayam jantan itu juga diikatnya dengan tali karena ia khawatir akan terlepas dan hilang. Pada suatu siang yang panas, ketika ia sedang asyik bermain ayam jantan itu terlepas dari talinya. Anak itu kemudian mencari-cari ayam jantan miliknya. Setelah hampir setengah hari ia mencarinya, ternyata ayam jantan itu pergi ke tempat ibu-ibu yang sedang menumbuk padi dengan lesung di dapur istana kerajaan. Karena lapar, ayam itu berusaha mematuk bulir-butir padi yang berada di lubang lesung. Meskipun sudah dihalau berkali-kali oleh para juru masak istana, tetapi tetap saja ayam itu naik ke lubang lesung. Rasa lapar menumbuhkan keberanian ayam jantan itu untuk memakan apapun yang ditemuinya. Karena merasa kesal, seorang ibu memukulkan lesungnya ke arah ayam tersebut hingga ayam itu jatuh menggelepar-gelepar ke tanah dan mati. Kejadian matinya ayam jantan itu berlangsung tepat di hadapan si anak janda miskin. Melihat ayamnya mati, anak itu sangat sedih. Ia menangis seraya berlari menemui Sang Raja. Ganti Rugi Yang Lebih Baik Dengan menahan tangisnya anak itu berkata, “Baginda Raja, ayam jantan pemberian Baginda telah mati dipukul tukang masak istana. Hamba tidak punya mainan lagi.” Usai berkata demikian, tangis anak itu kembali pecah. Raja yang baik hati itu berkata, “Sudah, kau jangan menangis lagi. Sekarang, kau ambillah lesung itu sebagai ganti ayam jantanmu yang telah mati,” Betapa bahagianya hati anak itu. Ia berniat, lesung itu nantinya akan diberikan kepada ibunya untuk menumbuk padi. “Terima kasih, Baginda. Lesung ini pasti berguna untuk ibu di rumah,” ucap si anak. Sang Raja tersenyum melihat keluguan anak kecil yang selalu ingat ibunya itu. Karena hari sudah sore, anak itu berniat pulang. Namun sebelum pulang, ia menitipkan lesung tersebut kepada raja. Sang Raja memperbolehkannya. “Sandarkanlah lesung itu di bawah pohon yang terdapat di halaman istana,” ucap raja. Anak itu menuruti perintah sang raja. Ia menyandarkan lesungnya di bawah pohon. Keesokan hari, anak itu kembali ke halaman istana untuk bermain. Ketika selesai bermain dan akan kembali ke gubuknya, ia teringat lesung miliknya. Anak itu pun pergi mengambil lesung miliknya. Tapi, betapa kagetnya ia melihat kondisi lesungnya sudah tidak seperti waktu ia tinggalkan kemarin. Lesung itu telah patah. Ia mencari tahu apa penyebab patahnya lesung kayu itu. Ternyata, di sebelah lesung tersebut terdapat buah nangka yang sangat besar. Nangka itu telah matang dan jatuh dengan sendirinya mengenai lesung kayu. Anak itu kembali melapor kepada raja. “Baginda, lesung hamba telah patah tertimpa buah nangka,” keluhnya kepada sang Raja. Anak itu takut Raja akan marah kepadanya karena berkali-kali meminta ganti rugi. Namun Sang Raja menunjukka belas kasihnya sebagai pemimpin sekaligus sebagai ayah bagi anak-anak di seluruh negeri yang dipimpinnya. Sambil tersenyum sang Raja berkata, “Kalau begitu kamu ambil nangka itu sebagai pengganti lesungmu yang patah.” “Terima kasih Baginda. Tapi, hari sudah mulai malam, hamba tidak bisa membawa nangka yang besar itu sampai ke rumah. Bolehkah hamba menitipkan nangka itu di istana. Besok hamba akan mengambilnya bersama teman-teman.” Raja bijak berkata, “Kalau begitu. Letakkan saja nangka itu di samping pintu dapur istana.” Anak itu menuruti perintah Sang Raja. Nangka itupun diletakkan di dapur istana. Nangka yang matang itu mengeluarkan bau yang sangat menggoda. Setelah anak itu pergi, putri raja yang sebaya dengan anak itu mencium bau harum dari buah nangka. “Mmm, bau buah nangka ini sangat enak. Rasanya pasti juga enak. Wah, aku sangat ingin memakan nangka itu. Tapi, dimana nangka itu berada? Mungkin bibi meletakkannya di dapur dan sengaja menyimpannya untukku,” gumam putri raja. Sang putri raja lantas pergi menuju dapur mencari buah nangka yang berbau harum. Ia terus mencari nangka itu ke berbagai sudut dapur. Di samping perapian tidak ada. Di tempat penyimpanan bumbu dapur pun tidak ada. Ia terus mencari sumber bau harum buah nangka. Sampai akhirnya, ia melihat sebuah nangka utuh yang sangat besar dan ranum berada di samping pintu dapur. “Ini dia nangka yang aku cari-cari,” ujar sang putri dengan pandangan mata berbinar-binar. Ia pun menyuruh pembantu istana untuk memecah nangka tersebut. Setelah nangka dipecah, putri raja memakannya sampai puas. Rasa buah nangka itu sangat enak. Putri Raja tak henti-hentinya bergumam betapa lezatnya buah nangka yang ada di tangannya. Ia tidak mengetahui bahwa nangka tersebut ada pemiliknya. Seperti biasa esok hari anak itu bermain ke halaman istana, hari itu ia berencana akan mengambil buah nangka bersama teman-temannya. Tapi sesampai di kebun istana ia kecewa karena buah nangka itu ternyata sudah tidak di tempatnya. Kemudian, ia melihat ke arah tempat sampah milik istana. Ternyata banyak biji-biji nangka berikut kulitnya berada di tempat sampah itu. Hati anak itu kembali kecewa. Nangka miliknya sudah dimakan orang lain. Anak itu menghadap sang Raja. Sang Raja dengan arif bijaksana berkata, “Sudahlah kau jangan bersedih, karena nangka itu dimakan oleh puteriku maka puteriku akan kuberikan kepadamu.” Sang Raja berusaha membesarkan hati anak itu. Sesekali raja itu menceritakan kisah-kisah teladan dari tokoh terkenal terdahulu. Si anak tidak mengerti perkataan sang raja yang akan memberikan puterinya padanya. Ia masih terlalu kecil untuk paham. Namun, ketika anak itu sudah beranjak dewasa dan menjadi pemuda tampan, sedangkan putri raja sudah menjadi gadis yang cantik, raja menikahkan keduanya. Mereka pun hidup berbahagia, sang ibu juga dibawa tinggal ke istana. Raja bijaksana itu telah menepati janjinya dengan memberikan puterinya. Amanat cerita rakyat mengenai Sang Raja yang baik hati adalah jika berbuat kesalahan harus berani bertanggungjawab dan jika berjanji harus menepati. Si anak janda miskin sangat berbakti kepada ibunya sehingga ia mendapatkan balasan yang sangat indah di akhir hidupnya. Semoga legenda Raja Baik Hati dari Kalimantan Selatan ini bisa memberi inspirasi bagi Anda. Daftar Pustaka Rahimsyah, MB. 2007. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Lengkap dari 33 Provinsi. Bintang Usaha Jaya, Surabaya. Artikel Terkait
BalaiBahasa Kalimantan Selatan Jalan Jenderal Ahmad Yani Km 32,2, Loktabat, Banjarbaru, Kalsel, Indonesia yaitu sejarah singkat Kerajaan Mulawarman, Kerajaan Hindu tertua, uraian cerita rakyat 1 Kisah Baung Putih Pak Irawan Legenda Patung Batu Desa Pantun Buku Cerita Rakyat Kalimantan Timur karya Johansyah Balham 2 Legenda Gua Kombeng

Legenda Sangi sang pemburu adalah salah satu dari kumpulan kumpulan cerita rakyat Kalimantan yang diwariskan secara turun temurun. Kisah dongeng anak Sangi sang pemburu tepatnya berasal dari Kalimantan Tengah dan konon menjadi asal muasal Sungai Sangi. Percaya atau tidak sungai sangi hingga saat ini masih dianggap keramat dan ditakuti warga sekitarnya. Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Sangi Sang Pemburu Syahdan di daerah aliran Sungai Mahoroi hiduplah seorang lelaki bernama Sangi. Ia dikenal sebagai pemburu tangguh. Piawai ia menyumpit. Sangat jarang sumpitannya meleset dari sasaran yang dibidiknya. Pada suatu hari ia kembali berburu di hutan. Ketika itu Sangi merasakan keanehan yang sangat mengherankannya. Sama sekali ia tidak melihat seekor hewan buruan. Tidak juga hewan-hewan besar maupun hewan-hewan kecil. Karena tidak juga menemukan hewan buruan setelah berusaha keras mencari, Sangi pun berniat pulang kembali ke rumahnya. Hatinya kesal berbaur sedih. Serasa untuk pertama kali dalam perburuannya, Sangi pulang dengan tangan hampa. Dalam perjalanan pulangnya, Sangi melewati pinggir sungai. Terbelalak ia ketika melihat kondisi pinggir sungai itu yang terlihat keruh. Sangi mengerti, itu pertanda ada babi hutan yang baru saja minum air dari sungai itu. Dengan hati-hati Sangi meneliti. Benar dugaannya. Ia menemukan jejak-jejak kaki babi hutan di tanah di dekat sungai itu. Sangi pun bergegas mengikuti jejak kaki tersebut. Sangi akhirnya menemukan babi hutan itu. Namun, sangat mengerikan keadaannya. Sebagian tubuh babi hutan itu telah berada di dalam mulut seekor ular raksasa! Sangi hanya terdiam, tidak sempat ia berlari atau bersembunyi. Sementara itu si ular raksasa terus berusaha menelan mangsanya. Beberapa kali ia berusaha namun babi hutan itu tidak juga berhasil ditelannya. Akhirnya dikeluarkannya lagi tubuh babi hutan itu. Pandangan galaknya segera tertuju kepada Sangi. Seketika itu si ular raksasa menjelma menjadi seorang pemuda gagah berwajah tampan. Ia berjalan tenang menghampiri Sangi. Katanya seraya memegang tangan Sangi, “Telanlah utuh-utuh babi hutan itu!” Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Sangi Sang Pemburu Sangi sangat terkejut. “Aku … aku tidak bisa melakukannya …” “Cepat lakukan!” bentuk si pemuda. Sangi menurut. Ditangkapnya babi hutan itu dan kemudian menelannya. Sangat mengherankan, ia mampu menelan tubuh babi hutan itu utuh-utuh! “Karena engkau telah melihatku ketika menelan babi hutan, maka kini engkau pun menjadi ular jadi jadian!” kata si pemuda. Si pemuda jelmaan ular itu lantas menjelaskan bahwa Sangi yang telah menjadi ular jadi jadian itu akan dapat hidup abadi dan mempertahankan kemudaannya. “Semua itu akan terjadi jika engkau dapat menjaga rahasiamu ini. Sekali rahasiamu ini engkau buka, maka engkau akan menjadi ular raksasa! Engkau paham?” Sangi berjanji untuk tidak sekali-kali membocorkan rahasia dirinya itu. Jika diminta memilih, ia tidak ingin menjadi ular raksasa. Ia tetap ingin menjadi manusia. Sangat senang pula ia jika dapat hidup abadi dan mempertahankan kemudaannya jika ia mampu menjaga rahasia besar dirinya itu sesuai pesan si pemuda jelmaan ular raksasa. Sejak saat itu Sangi senantiasa menutup rapat-rapat rahasianya. Kepada siapa pun juga ia tidak mengungkapkannya. Termasuk kepada istri dan anak-anaknya maupun juga kerabat dekatnya. Namun, anak-anak Sangi yang merasa keheranan dan penasaran. Sejak mereka masih kanak-kanak hingga dewasa dan akhirnya tua, mereka mendapati ayah mereka tetap muda. Ayah mereka tetap seperti pemuda meski umurnya telah mencapai seratus lima puluh tahun! Berawal dari keheranan dan penasaran itu anak-anak Sangi pun berulang-ulang bertanya pada Sangi, mengapa Sangi tetap terlihat muda meski telah sangat panjang usianya. Semula Sangi masih dapat menjaga rahasianya dengan mengemukakan berbagai alasan. Namun, karena keluarganya terus mendesaknya dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, jengkel pula Sangi dibuatnya. Sangi yang tidak tahan lagi akhirnya membuka rahasia dirinya. Akibatnya, tubuh Sangi mengalami perubahan. Sangi berubah menjadi ular raksasa. Dengan kemarahan yang meluap, Sangi pun mengutuk, “Kalian semua akan mati seluruhnya dalam waktu singkat dalam pertikaian antar sesamamu!” Sangi kemudian mengambil harta kekayaannya yang berupa keping-keping emas yang disimpannya dalam sebuah guci besar. Ia lantas menuju Sungai Kahayan dan memutuskan menjadi penjaga Sungai Kahayan di bagian hulu. Seketika tiba di pinggir Sungai Kahayan, Sangi menyebarkan emas-emas miliknya seraya mengemukakan kutukannya, “Siapa saja yang berani mendulang emas di daerah ini, maka ia akan mati tak lama setelah itu! Emas hasil dulangannya akan dipergunakan untuk mengupacarakan kematiannya!” Maka sejak saat itu anak Sungai Kahayan tempat di mana Sangi menjaga itu kemudian disebut Sungai Sangi. Sungai itu sangat dikeramatkan orang. Mereka tidak berani mendulang emas di tempat itu meski mereka meyakini emas sebesar labu kuning banyak terdapat di sana. Semuanya takut terkena kutukan Sangi. Ketakutan mereka tampaknya beralasan, karena tidak sedikit dari penduduk yang mengaku pernah melihat ular raksasa sedang duduk bersantai di atas bongkahan batu sungai saat bulan purnama di musim kemarau. Mereka yakin, ular raksasa itu adalah jelmaan Sangi. Pesan moral dari Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Sangi Sang Pemburu adalah janji hendaklah ditepati. Selain itu, rahasia diri dan keluarga hendaklah ditutup rapat-rapat. Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Pesut Mahakam Dari Judul dongeng cerita rakyat nusantara kali ini tentunya adik-adik bisa menebak bahwa cerita rakyat kali ini berasal dari Kalimantan Timur. Legenda Ikan Pesut yang ada di Mahakam dihubungkan oleh masyarakat Kalimantan Timur dengan kisah yang akan Kakak ceritakan kali ini. Penasaran dengan ceritanya? Ini dia kisahnya. Tesebutlah sebuah keluarga yang hidup di rantau Mahakam pada zaman dahulu. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri beserta dua anak mereka yang terdiri dari seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan. Keluarga itu mengupayakan pertanian untuk menopang kehidupan mereka. Hasil perladangan dan perkebunan mereka banyak hingga mereka dapat hidup berkecukupan. Keluarga itu pun berbahagia. Kebahagiaan keluarga itu tampaknya tidak berlangsung lama. Sang Ibu mendadak jatuh sakit. Meski telah diupayakan untuk diberi ramuan obat-obatan dan juga didatangkan beberapa tabib untuk mengobati, namun penyakit yang diderita sang Ibu bertambah parah. Hingga akhirnya sang Ibu pun menghembuskan napas terakhirnya. Sepeninggal sang Ibu, sang Ayah lantas menikah lagi dengan seorang perempuan yang baru dikenalnya dalam sebuah pesta. Tidak jelas asal-usul perempuan itu. Ia pun menjadi ibu pengganti dua anak piatu tersebut. Ternyata, perempuan itu kejam sifatnya terhadap kedua anak tirinya. Si ibu tiri memerintahkan kedua anak itu bekerja keras di rumah. Semua pekerjaan rumah dibebankan kepada keduanya untuk mengerjakannya. Jika kedua anak itu dilihatnya malas-malasan, si ibu tiri tidak jarang memukul dan menganiaya dua anak tirinya itu. Adapun makanan yang diberikannya kepada dua anak tirinya itu adalah makanan sisa dari ayah keduanya. Ayah kedua anak itu sesungguhnya mengetahui tindakan kejam istrinya terhadap dua anaknya itu. Namun, ia hanya diam saja karena rasa cinta dan sayangnya kepada istrinya. Pada suatu hari ibu tiri itu memerintahkan dua anak tirinya untuk mencari kayu bakar di hutan. “Jangan kalian pulang sebelum kalian mendapatkan banyak kayu bakar,” perintah si ibu tiri. Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Pesut Mahakam Kedua anak itu berangkat menuju hutan. Mereka bekerja keras untuk mencari dan mengumpulkan kayu bakar. Meski telah seharian bekerja keras, kayu bakar yang mereka dapatkan mereka anggap belum cukup banyak. Keduanya lantas memutuskan untuk bermalam di hutan itu. Mereka berniat melanjutkan pencarian kayu bakar keesokan harinya. Keesokan harinya kedua anak itu kembali mencari dan mengumpulkan kayu bakar. Hingga tengah hari keduanya mencari hingga akhirnya mereka hentikan pencarian karena mereka merasa sangat lapar. Mereka berusaha mencari sesuatu yang dapat mereka makan. Namun, karena makanan yang mereka cari tidak mereka temukan, keduanya hanya bisa terduduk. Tak berapa lama kemudian keduanya tergeletak di atas tanah karena tubuh mereka lemas. Tiba-tiba muncul seorang kakek yang lantas menyapa keduanya. Kedua anak itu menceritakan kejadian yang mereka alami. Si kakek sangat iba hati. Katanya kemudian seraya menunjuk ke suatu tempat di hutan itu, “Pergilah kalian ke tempat itu. Di sana banyak tumbuh aneka tanaman buah. Kalian bisa mengambil dan memakannya hingga kalian tidak lagi kelaparan.” Dua anak itu akhirnya menemukan aneka tanaman buah seperti yang disebutkan si kakek. Mereka memakan buah-buahan yang telah masak dengan sangat lahapnya hingga keduanya merasa kenyang. Setelah perut mereka kenyang, keduanya memutuskan untuk kembali ke rumah seraya membawa kayu bakar yang banyak. Dua kakak beradik itu amat terperanjat ketika tiba di rumah, Rumah mereka terlihat kosong Ayah dan ibu tirinya ternyata telah pergi membawa semua harta benda mereka. Dua anak itu memutuskan untuk mencari ayah mereka. Beberapa tetangga yang merasa iba dengan nasib dua anak itu akhirnya menukarkan makanan mereka dengan kayu bakar. Dengan bekal makanan itulah dua anak itu pergi mencari ayah mereka. Keduanya terus berjalan hingga dua hari dua malam. Perbekalan mereka pun akhirnya habis. Beruntung mereka menemukan rumah seorang kakek. Si kakek menolong keduanya. Tidak hanya memberikan makanan, si kakek juga memberitahukan ke mana orangtua dua anak itu berada. Dua anak itu kembali melanjutkan perjalanan. Tibalah keduanya di tempat yang ditunjukkan si kakek setelah mereka menempuh perjalanan selama dua hari dua malam. Mereka menemukan sebuah rumah. Terperanjat bercampur gembira keduanya ketika mendapati pakaian ayah mereka tersampir di tali jemuran. Mereka bergegas memasuki rumah itu. Ayah dan ibu tiri mereka tidak mereka temukan di dalam rumah. Yang mereka temukan adalah bubur yang tengah dimasak di dalarn periuk. Si kakak tidak lagi bisa menahan rasa Iaparnya. Bubur yang masih berada di dalam periuk itu lantas diambil dan dimakannya. Ia sangat kepanasan. Si adik tidak mau ketinggalan. Bubur yang masih panas itu pun dimakannya, Ia juga kepanasan. Keduanya lantas berlarian untuk mencari sesuatu yang dapat membuat tubuh keduanya dingin. Mereka mencari sungai. Namun, karena sudah tidak tahan dengan panas yang mereka rasakan, keduanya bergantian memeluk batang-batang pisang Batang-batang pisang menjadi layu dan kering setelah mereka peluk. Ketika keduanya akhirnya menemukan sungai, kakak beradik itu langsung terjun ke dalam sungai. Ayah dan ibu tiri dua anak itu kembali ke rumah. Keduanya keheranan saat mendapati banyak pohon pisang yang Iayu dan hangus. Si Ayah sangat terkejut ketika tiba di rumah dan mendapati dua mandau milik anaknya tergeletak di dapur Ia dan istrinya lantas bergegas mencari. Keduanya akhirnya tiba di sungai. Mereka melihat dua ekor ikan besar yang senantiasa menyemburkan air dari kepalanya yang mirip dengan kepala manusia. Seumur hidupnya si ayah belum pernah menyaksikan ikan seperti itu. Si ayah yang keheranan bertambah heran saat mendapati istrinya telah menghilang secara gaib. Sadarlah dirinya jika istrinya itu adalah makhluk gaib. Ia sangat menyesal karena beristrikan makhluk gaib yang menyebabkannya berpisah dengan dua anaknya. Berita perihal dua ikan dengan kepala menyerupai kepala manusia itu segera tersebar. Warga berbondong-bondong datang ke sungai itu untuk membuktikan. Mereka terheran-heran ketika akhirnya melihat dua ekor ikan besar yang berulang-ulang menyembulkan kepalanya ke permukaan air sungai seraya menyemburkan air. Mereka pun menamakannya ikan pesut. Ikan yang mereka percayai merupakan penjelmaan dua anak yang berusaha menemukan ayah mereka yang telah terbujuk perempuan makhluk gaib hingga meninggalkan keduanya. Pesan moral dari kumpulan kumpulan cerita rakyat legenda pesut mahakam adalah sebelum melakukan suatu tindakan hendaklah kita memikirkan dan mempertimbangkan masak-masak. Kecerobohan akan menyebabkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.

ProklamasiKalimantan 17 Mei 1949 yang dimaksud di sini adalah peryataan sikap rakyat Kalimantan Selatan tetap setia sebagai bagian dari RI dan tetap setia dengan Proklamasi 17 Agustus 1945. Proklamasi ini menyatakan menolak keberadaan Kalimantan di bawah kekuasaan Belanda. Seperti diketahui, Perjanjian Linggarjati, perjanjian yang dibuat
Setelah adik-adik selesai membaca salah satu kisah yang diambil dari kumpulan legenda cerita rakyat dari Kalimantan Selatan ini, adik-adik tentu akan berpendapat bahwa cerita rakyat Indonesia ini memiliki persamaan dalam unsur cerita rakyat dengan salah satu cerita rakyat Nusantara dari daerah Sumatera Barat. Iya benar tebakan adik-adik, cerita rakyat kali ini sangat mirip dengan Cerita Rakyat Malin kundang. Walaupun cerita kali ini tidak terkenal seperti Kisah Malin Kundang namun legenda rakyat Putmaraga sangat menarik untuk disimak. Ingat yah pesan dari Hikayat Putramaraga adalah agar kita selalu berbakti kepada kedua orang tua kita. Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Hikayat Putmaraga Tersebutlah sebuah keluarga miskin yang tinggal di desa Kalampaian. Keluarga itu terdiri dari seorang ibu dan anak lelaki satu-satunya. Putmaraga nama anak lelaki itu. Sepeninggal sang ayah, kehidupan keluarga itu bertambah kesulitan. Kerap Putmaraga dan ibunya merasakan kekurangan. Pada suatu malam ibu Putmaraga bermimpi didatangi seorang nenek renta. Si nenek renta berujar kepadanya, “Galilah tanah di belakang rumahmu, di antara pohon nangka.” Keesokan harinya ibu Putmaraga mengajak anaknya untuk menggali tanah di belakang rumahnya sesuai pesan nenek renta dalam impiannya. Tidak mereka duga, mereka menemukan sebuah guci Cina yang sangat besar. Isi guci besar itu membuat ibu Putmaraga dan Putmaraga amat tercengang. Mereka mendapati intan dan berlian yang sangat banyak jumlahnya di dalam guci. Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Dari Kalimantan Selatan Putmaraga memberikan usulnya, “Kita bawa intan dan berlian ini kepada Kepala Suku. Kita tanyakan kepada beliau, kepada siapa kita hendaknya menjual intan dan berlian ini.” Ibu Putmaraga setuju dengan usul anaknya. Mereka lantas membawa intan dan berlian temuan mereka itu kepada Kepala Suku. Kepala Suku menyarankan agar mereka membawa intan dan berlian itu ke Medangkamulan. Katanya, “Raja Medangkamulaan terkenal kaya raya. Ia tentu mampu membeli intan dan berlian kalian yang sangat mahal harganya ini.” Ibu Putmaraga akhirnya meminta anaknya itu berangkat menuju Medangkamulan. Ia berpesan agar anaknya itu senantiasa bersikap jujur dan tidak sombong. “Lekas engkau kembali setelah berhasil menjual intan dan berlian ini.” Putmaraga berjanji akan mematuhi semua pesan ibunya. Dengan menumpang sebuah kapal besar milik seorang saudagar, Putmaraga akhirnya tiba di Medangkamulan. Benar seperti saran Kepala Suku, Raja Medangkamulan bersedia membeli intan dan berlian itu dengan harga yang pantas. Raja Medangkamulan malah menyarankan agar Putmaraga tinggal di Medangkamulan. Putmaraga lantas berdagang. Usaha perdagangannya membuahkan hasil yang banyak baginya. Di Medangkamulan itu Putmaraga terus membesarkan usaha dagangnya hingga beberapa tahun kemudian Putmaraga telah dikenal sebagai seorang saudagar yang sangat berhasil. Ia adalah saudagar terkaya di Medangkamulan. Raja Medangkamulan sangat terkesan dengan semangat dan usaha Putmaraga. Ia pun menikahkah salah satu putrinya dengan Putmaraga. Usaha dagang Putmaraga kian membesar setelah ia menjadi menantu Raja Medangkamulan. Putmaraga menyatakan kepada istrinya bahwa ia masih mempunyai ibu. Ia bahkan menjanjikan kepada istrinya untuk menemuinya ibunya. Karena janjinya itu maka istrinya berulang-ulang menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan ibu Putmaraga itu. Karena terus didesak istrinya, Putmaraga tak lagi bisa mengelak. Ia segera memerintahkan kepada anak buahnya untuk menyiapkan kapal yang besar lagi mewah miliknya yang akan digunakannya untuk berlayar ke kampung halamannya. Setelah berlayar beberapa waktu Iamanya, kapal besar lagi mewah milik Putmaraga itu akhirnya merapat di pelabuhan Banjar, di wilayah asal Putmaraga. Dalam waktu tak berapa lama kedatangan Putmaraga dengan kapal miliknya itu menyebar diketahui warga. Kekaguman warga pun tertuju pada Putmaraga, seseorang yang dahulu mereka kenal hidup miskin bersama ibunya. Tak terkirakan gembira dan bahagianya hati Ibu Putmaraga ketika mendengar kedatangan anaknya. Sampan kecilnya segera dikayuhnya menuju tempat di mana kapal anaknya tengah merapat. Kerinduannya bertahun-tahun kepada anaknya itu hendak dituntaskannya. Seketika mendekati kapal yang besar lagi mewah itu, Ibu Putmaraga lantas menyebutkan kepada penjaga kapal, “Saya ini ibu Putmaraga. Sampaikan kepada Putmaraga, saya ingin bertemu dengannya.” Dari geladak kapalnya, Putmaraga melihat kedatangan ibunya. Mendadak ia merasa malu hati mengakui jika perempuan tua yang berpakaian lusuh lagi kumal itu adalah ibunya. Putmaraga menolak kedatangan ibunya dan bahkan memerintahkan kelasinya untuk mengusir ibunya. Katanya keras-keras seraya bertolak pinggang, “Usir perempuan tua buruk rupa yang mengaku ibu kandungku itu! Ia bukan ibuku! Ia hanya mengaku-ngaku!” Tak terkirakan terperanjatnya Ibu Putmaraga mendengar ucapan anaknya. Ia berusaha keras untuk menyadarkan anaknya, namun Putmaraga tetap juga menolak untuk mengakui sebagai anaknya. Bahkan, ketika istrinya pun turut menyadarkan, Putmaraga tetap bersikukuh jika perempuan tua itu bukan ibunya. Ibu Putiparaga bergegas pulang ke rumahnya. Ia mengambil ayam bekisar jantan dan ikan ruan yang dahulu dipelihara Putmaraga. Seketika ia telah kembali ke kapal besar milik Putmaraga, ia pun menunjukkan dua hewan itu seraya berkata, “Putmaraga anakku, Iihatlah dua binatang kesayanganmu ini. keduanya tetap Ibu rawat selama engkau pergi ke Medangkamulan. Apakah engkau masih tidak percaya jika aku ini ibumu?” “Tidak!” seru Putmaraga. “Engkau bukan ibuku! Engkau hanya perempuan tua yang mengaku-ngaku sebagai ibuku karena menginginkan harta kekayaanku! Kelasi, usir perempuan tua itu dari kapalku ini!” Putmaraga sangat jengkel karena melihat ibunya tetap berusaha menjelaskan jika ia adalah ibu Putmaraga. Karena jengkelnya, Putmaraga lantas melempari ibunya dengan kayu-kayu. Salah satu lemparan itu telak mengena ibunya hingga ibunya jatuh terpelanting. Ibu Putmaraga merasa putus asa. Sakit benar hatinya mendapati sikap anaknya yang durhaka terhadapnya itu. Ia pun kembali ke rumahnya seraya mengayuh sampan kecilnya. Air matanya terus bercucuran ketika meninggalkan kapal milik anaknya itu. Dengan hati remuk redam, ia pun berdoa kepada Tuhan, “Ya Tuhan, sadarkanlah kedurhakaan anak hamba itu.” Seketika setelah ibu Putmaraga berdoa, alam tiba-tiba menampakkan kemarahannya. Langit yang semula cerah berubah menjadi amat gelap. Awan hitam bergulung-gulung. Kilat berkerjapan laksana merobek-robek langit yang disusul dengan gelegar petir berulang-ulang. Angin topan mendadak datang, menciptakan gelombang yang menderu-deru dengan kekuatan dahsyatnya. Semua kemarahan alam itu seperti tertuju pada Putmaraga yang kebingungan serta ketakutan di dalam kapal besar lagi mewahnya. Kapal Putmaraga seketika itu digulung gelombang air berkekuatan dahsyat. Sadarlah Putmaraga akan kedurhakaan besarnya terhadap ibu kandungnya. Ia pun berteriakteriak meminta ampun kepada ibunya. Namun, semuanya telah terlambat bagi Putmaraga. Kedurhakaan besarnya kepada ibunya tidak berampun. Kapal besar lagi mewah itu sirna ditelan ombak besar bergulung. Seketika alam telah kembali tenang, kapal besar lagi mewah milik Putmaraga itu mendadak menjadi batu. Pesan moral dari Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Hikayat Putmaraga adalah kedurhakaan kepada orangtua, terutama ibu, akan berbuah kemurkaan Tuhan. Sekali-kali janganlah kita berani durhaka jika tidak ingin mendapatkan kemurkaan Tuhan.

PerangBanjar berlangsung dari tahun 1859 dan berakhir tahun 1905, terlihat dengan jelas bahwa landasan ideologi yang diperjuangkan adalah Islam, dengan semboyan "Hidup untuk Allah dan mati untuk Allah", dengan jalan perang Sabil dibawah pimpinan seorang Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Lukisan Kapal Onrust. Follow the discussion.

Cerita rakyat yang singkat dan menarik dari Kalimantan selatan - Lagenda telaga bidadari. Beberapa waktu yang lalu cerita rakyat kalimantan timur dengan judul legenda burung RoakMaka untuk kali ini dongeng rakyat dari kalimantan selatan yang akan menghiasi halaman sejarah dan budaya rakyat kalimantan selatan yang di bahasa di kesempatan ini adalah cerita rakyat nusantara legenda telaga bidadari, dalam bentuk dongeng singkat. Jadi cerita dongeng rakyat kalimantan ini bukanlah cerita rakyat panjang akan tetapi cerita rakyat pendek yang menjelaskan kisah cerita yang turun temurun dari masyarakat di kalimantan bagaimana kisah cerita rakyat nusantara dengan judul legenda telaga bidadari, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja ringkasan cerita legenda telaga bidadari dibawah rakyat yang singkat dan menarik dari Kalimantan selatan - Legenda Telaga BidadariAlkisah dalam cerita rakyat telaga bidadari, pada jaman dahulu kala, Ada seorang pemuda tampan bernama Awang Sukma yang tinggal di hutan. Ia adalah penguasa daerah hutan suatu hari, tiba tiba Awang mendengar suara wanita dari telaga. Ternyata di telaga tersebut ada 7 orang bidadari cantik jelita yang sedang mandi. Awang mengintip bidadari tersebut dari balik semak-semak dan mengambil salah satu dari selesai mandi, para bidadari tersebut mengambil selendangnya dan kembali ke si bungsu tidak bisa kembali karena selendangnya diambil oleh Awang Sukma. Ia pun ditinggalkan oleh keenam itu, Awang keluar dari persembunyiannya dan membujuk si bungsu untuk tinggal bersamanya. Karena takut sendirian, ia pun memutuskan tinggal bersama di rumah, Awang menyembunyikan selendang milik putri bungsu di balik lumbung padi. Hal tersebut ia lakukan lantaran tidak ingin bidadarinya memutuskan untuk kembali ke lama tinggal bersama, mereka akhirnya memutuskan untuk menikah dan dikaruniai satu orang mereka sangatlah bahagia dan berkecukupan. Namun, kebahagiaan itu mulai surut ketika si putri bungsu menemukan selendangnya saat akan mengambil padi di merasa sangat sedih dan kecewa atas kebohongan Awang selama ini. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk kembali ke khayangan dan meninggalkan Awang serta anaknya. Namun, ia berjanji akan sering kembali ke bumi untuk menengok putri pun menyesal atas perbuatannya selama ini. Ia kini tinggal berdua dengan anaknya dalam rasa penyesalan yang mendalam. - sekian -Hingga kini telaga yang ada di Kalimantan Selatan tersebut dinamai dengan Telaga Bidadari. Cerita rakyat di atas merupakan salah satu contoh dari kumpulan cerita rakyat nusantara dan legenda yang sarat akan pesan satu pesan moral dari cerita telaga bidadari yang dapat dipetik adalah jangan mencuri demi mendapatkan sesuatu yang di inginkan. Hendaklah mengusahakannya dengan cara halal. Seperti halnya Awang yang mencuri selendang putri bungsu, pada akhirnya pun ia mengalami penyesalan karena telah cerita rakyat yang singkat dan menarik dari Kalimantan selatan berjudul legenda telaga bidadari, Baca juga cerita rakyat yang singkat dan menarik atau cerita rakyat pendek lainnya seperti gunung tangkuban, danau toba, Lutung Kasarung yang telah diterbitkan sebelumnya dan cerita rakyat jawa timur, semoga contoh cerita rakyat nusantara legenda telaga bidadari diatas dapat menghibur.

dongeng dan cerita rakyat. Dongeng dan cerita rakyat dari berbag ai daerah di Indonesia ini diolah kembali menjadi cerita anak. iv Suku Datu Lumuran ini berasal dari daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Ada pelajaran yang dapat diperoleh dari membaca buku cerita ini karena buku ini memang untuk anak-anak, baik anak Indonesia maupun anak

1 Tarian. Tarian kesenian tradisional Kalimantan Selatan, tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Hal tersebut tercipta dari latar belakang budaya yang berbeda, yang mewarnai kesejarahan masyarakatnya. Sehingga, daerah ini tentunya punya keunikan yang tidak dimiliki daerah lain.

CeritaRakyat Daerah Kalimantan Timur. Penulis: Moh. Noor, Drs. Ilham H e r m a n , Anni Sukarni, B.A., A b d . Azis. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Balai Pustaka. Diterbitkan oleh Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Hak pengarang dilindungi undang-undang. KATA PENGANTAR.
BeliCerita Rakyat Kalimantan Online harga murah terbaru 2022 di Tokopedia! ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Kurir Instan ∙ Bebas Ongkir ∙ Cicilan 0%.

SejarahPerang Banjar Singkat Lengkap Melawan Belanda. Perang Banjar merupakan perang untuk melawan kolonial Belanda yang dimulai pada tahun 1859 hingga 1906. Perang ini termasuk dalam masa penjajahan Belanda di Indonesia. Nama lainnya adalah Perang Kalimantan Selatan atau Perang Banjar-Barito karena letaknya Kesultanan Banjar.

.
  • 43oda96s6m.pages.dev/464
  • 43oda96s6m.pages.dev/428
  • 43oda96s6m.pages.dev/4
  • 43oda96s6m.pages.dev/336
  • 43oda96s6m.pages.dev/287
  • 43oda96s6m.pages.dev/476
  • 43oda96s6m.pages.dev/329
  • 43oda96s6m.pages.dev/246
  • cerita rakyat kalimantan selatan singkat